Teknik SEO Skyscraper

Dalam dunia digital marketing yang terus berubah, SEO bukan hanya tentang menempatkan kata kunci di tempat yang tepat, tapi juga tentang menjadi sumber informasi terbaik yang bisa ditemukan pengguna. Di sinilah teknik Skyscraper menunjukkan taringnya. Lebih dari sekadar metode optimasi, strategi ini adalah filosofi dalam menciptakan konten superior — konten yang lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih mengesankan daripada kompetitor mana pun.

Apa Itu Teknik Skyscraper? (Penjelasan Konseptual)

Teknik Skyscraper adalah pendekatan berbasis konten untuk mendapatkan backlink berkualitas dan peringkat SEO yang lebih baik, dengan logika sederhana: jika kamu bisa membuat sesuatu yang lebih baik dari yang sudah ada, orang-orang akan lebih memilih menghubungkan ke milikmu.

Analogi Gedung Pencakar Langit

Bayangkan sebuah kota yang dipenuhi gedung-gedung tinggi. Saat seseorang membangun satu gedung baru yang lebih tinggi dari semuanya, ia menarik perhatian. Orang akan membicarakannya, menulis tentangnya, bahkan menjadikannya patokan.

Dalam SEO, konten adalah gedung-gedung itu. Jika kamu bisa membangun “gedung konten” yang lebih baik dari yang lain — kamu akan memenangkan perhatian, tautan, dan posisi tertinggi di Google.

3 Pilar Teknik Skyscraper

1. Temukan Konten Berkinerja Tinggi

Gunakan tools seperti:

  • Ahrefs / SEMrush / Ubersuggest untuk mengecek konten dengan banyak backlink

  • BuzzSumo untuk konten viral di media sosial

  • Google Search untuk mengevaluasi halaman teratas pada kata kunci target

Tujuan: Identifikasi konten yang dianggap “bernilai” oleh algoritma dan pengguna.

2. Ciptakan Konten yang Lebih Baik (10x Lebih Unggul)

Kunci dari teknik ini bukan meniru, melainkan mengalahkan:

  • Perluas: Tambahkan informasi yang tidak dibahas di artikel lama.

  • Perbarui: Sertakan data dan tren terbaru.

  • Visualisasi: Masukkan infografis, video, atau ilustrasi.

  • Pengalaman pengguna: Buat struktur konten yang mudah dinavigasi.

Contoh:
Jika artikel lama berjudul “10 Tips Menulis SEO” dan hanya berupa listicle, kamu bisa membuat:

  • “Panduan Lengkap 2025: 20 Strategi Menulis SEO + Studi Kasus + Template PDF Gratis”.

3. Promosikan dan Dapatkan Backlink

Tanpa promosi, konten terbaik pun bisa terkubur. Berikut langkah strategis:

a. Email Outreach yang Personal

Kirim email ke:

  • Blog yang sebelumnya menautkan ke artikel lama

  • Influencer atau pakar yang pernah membahas topik serupa

  • Editor situs media atau komunitas niche

Contoh isi email:

“Hai Kak [Nama], saya baru saja menerbitkan artikel yang memperbarui dan memperluas topik yang Kakak bahas dalam artikel [judul lama]. Saya tambahkan data terbaru, visual interaktif, dan studi kasus nyata. Barangkali cocok untuk disisipkan sebagai referensi?”

b. Distribusi di Media Sosial dan Komunitas

  • Posting di Reddit, Quora, Facebook Group

  • Kolaborasi dengan content creator

c. Gunakan Paid Ads (Opsional)

  • Facebook Ads atau Twitter Ads untuk menjangkau komunitas target

Contoh Praktik Skyscraper yang Sukses

Kasus Nyata: Backlinko

Brian Dean membuat artikel “Google’s 200 Ranking Factors (The Complete List)” — konten ini:

  • Menyatukan informasi dari berbagai sumber

  • Dilengkapi dengan kutipan langsung dan studi kasus

  • Menggunakan desain minimalis yang mudah dipindai

➡️ Hasilnya: Artikel tersebut mendapatkan ribuan backlink, menjadi salah satu konten SEO paling sering dirujuk, dan mendorong Backlinko ke otoritas global.

Simulasi Skyscraper Lokal:

Topik: “Terminal Bus Terbaik di Indonesia”
Langkah Skyscraper:

  • Temukan artikel lama dari blog wisata atau forum

  • Kembangkan jadi artikel: “15 Terminal Bus Terbaik di Indonesia 2025: Fasilitas, Lokasi, dan Tarif”

  • Tambahkan foto, data terbaru, wawancara pengguna, dan peta interaktif

  • Promosikan ke travel blogger, media lokal, dan pengguna Google Maps

Kelemahan dan Tantangan Teknik Skyscraper

❌ Tidak Cocok untuk Niche Baru atau Minim Pesaing

Jika belum ada konten populer di topik Anda, teknik ini tidak bisa dijalankan secara murni.

❌ Waktu dan Sumber Daya Besar

Membuat konten superior dan melakukan outreach membutuhkan riset mendalam, desain visual, dan tim yang solid.

❌ Outreach Bisa Diabaikan

Banyak email outreach yang tidak dibalas. Perlu pendekatan personal dan tidak terlihat seperti spam.

❌ Fokus Terlalu Besar pada Backlink

Kadang pemilik website hanya mengejar backlink, dan mengabaikan UX, konversi, atau nilai jangka panjang dari konten itu sendiri.

Tips Lanjutan: Optimasi yang Mendukung Teknik Skyscraper

  • Gunakan struktur heading (H1-H3) yang SEO-friendly

  • Tambahkan schema markup untuk artikel (FAQ, HowTo, dsb.)

  • Terapkan internal linking untuk mendorong halaman lain

  • Perkuat dengan konten pendukung seperti video YouTube atau podcast

  • Bangun newsletter untuk menjaga traffic kembali

Kesimpulan: Skyscraper = Konten Terbaik + Promosi Terbaik

Teknik Skyscraper bukan sihir, tapi metode yang mengandalkan kerja keras, riset, dan ketajaman kreatif. Jika dilakukan dengan benar, hasilnya bukan hanya peringkat yang lebih baik, tapi juga reputasi sebagai sumber terpercaya.

Dalam dunia digital saat ini, siapa yang punya konten terbaik akan menguasai medan pertempuran informasi. Dan dengan Skyscraper, Anda tidak sekadar ikut naik ke atas — Anda membangun tangga sendiri sampai ke puncak.

Jenis Artikel dan Fungsinya dalam Optimasi SEO

Dalam dunia digital marketing, SEO (Search Engine Optimization) adalah pondasi penting untuk membangun visibilitas online. Salah satu aspek terpenting dalam SEO adalah konten—bukan hanya sekadar menulis, tetapi menulis dengan strategi. Untuk membangun strategi SEO yang efektif, kamu perlu memahami dan memanfaatkan tiga jenis artikel: yaitu artikel utama, pendukung, dan backlink. Masing-masing punya fungsi berbeda, tapi semuanya saling terhubung untuk membentuk jaringan konten yang solid.

A. ARTIKEL PILAR – JARINGAN KONTEN

1. Artikel Utama: Target Optimasi Kata Kunci Utama

Artikel utama atau artikel Pilar adalah konten pilar yang ditargetkan untuk kata kunci utama yang ingin kamu rangking-kan di mesin pencari. Artikel ini menjadi pusat dari strategi SEO dan biasanya memiliki bobot informasi yang paling lengkap.

Fungsi :

  • Menjadi landing page utama untuk pengunjung dari hasil pencarian.

  • Mengangkat peringkat kata kunci target.

  • Memberikan nilai informatif paling komprehensif tentang topik tertentu.

Tips Membuat Artikel Utama yang SEO-Friendly:

Riset Kata Kunci Mendalam: Gunakan tools seperti Ahrefs, Ubersuggest, atau Google Keyword Planner untuk menemukan kata kunci utama dan turunannya.
Gunakan Struktur yang Jelas: Susun dengan heading (H1, H2, H3) yang terstruktur untuk memudahkan pembaca dan mesin pencari memahami isi.
Optimasi On-Page SEO: Pastikan penggunaan kata kunci ada di judul, subjudul, paragraf pertama, meta description, dan alt text gambar.
Gunakan Elemen Multimedia: Tambahkan gambar, grafik, atau video untuk memperkaya pengalaman pengguna dan menurunkan bounce rate.
Sisipkan Internal Link dan External Link: Tautkan ke artikel pendukung dan sumber eksternal terpercaya.

2. Artikel Pendukung: Penguat Internal

Artikel pendukung adalah artikel yang membahas topik-topik yang lebih sempit atau spesifik, masih berhubungan dengan tema artikel pilar. Artikel ini memiliki dua fungsi penting:

a. Sebagai Internal Link

Internal linking adalah teknik penting dalam SEO. Artikel pendukung memberikan jalur bagi Googlebot untuk menjelajahi situsmu dan membantu mendistribusikan otoritas SEO ke artikel utama.

b. Sebagai Supporting

Suporting article ini memberi konteks dan rujukan tambahan. Selain mendukung SEO teknis, juga membantu pengguna mendapatkan informasi lebih detail tentang subtopik tertentu yang tidak dibahas secara mendalam di artikel pilar.

Tips Membuat Artikel Pendukung yang Efektif:

Fokus pada Kata Kunci Turunan atau Long-Tail: Misalnya, jika artikel utama membahas “Digital Marketing 2025”,  bisa membahas “Social Media Trends 2025” atau “Marketing Automation Tools Gratis”.
Buat Banyak Artikel Pendukung: Satu artikel pilar idealnya didukung oleh 5–10 artikel pendukung yang saling terhubung.
Gunakan Anchor Text yang Relevan dan Natural: Jangan hanya pakai “klik di sini”. Gunakan frasa deskriptif seperti “strategi digital marketing masa depan”.
Perbarui Secara Berkala: Artikel pendukung bisa jadi tempat kamu update tren atau tools terbaru tanpa perlu mengubah artikel pilar.

3. Artikel Backlink: Penopang dari Luar Situs

Artikel backlink adalah yang dipublikasikan di website eksternal (misalnya: media online, blog orang lain, forum, atau platform publikasi seperti Medium). Tujuannya adalah memberikan backlink ke artikel utama di situsmu.

Fungsi Backlink:

  • Meningkatkan Domain Authority (DA) situs.

  • Membantu Google menganggap artikel utama sebagai sumber tepercaya.

  • Mendatangkan trafik dari website lain.

  • Menjadi sinyal eksternal bagi Google bahwa konten kamu layak direkomendasikan.

Tips Efektif Membangun Artikel Backlink:

Guest Post di website Berkualitas: Cari situs yang relevan dengan niche kamu dan memiliki DA tinggi. Hindari blog spam.
Gunakan Anchor Text yang Terencana: Gunakan variasi anchor text yang natural dan mengandung kata kunci.
Jaga Kualitas Konten: Walaupun di situs lain, pastikan artikel tetap bernilai dan tidak asal jadi. Google mengutamakan kualitas.
Jangan Over-Optimasi: Hindari membuat banyak backlink sekaligus dengan anchor text yang sama karena bisa dianggap manipulatif.
Bangun Relasi Jangka Panjang: Jalin kerjasama konten dengan pemilik blog lain untuk mendapat peluang backlink berkelanjutan.

B. ARTIKEL HARIAN 

Jenis artikel ini adalah dalam rangka membuat artikel harian dan tidak menggunakan sistem artikel pilar. Namun  demikian harus dibuat sesuai dengan  kaidah pembuatan artikel SEO.

Kesimpulan: Bangun Jaringan Konten SEO yang Solid

SEO bukan soal satu artikel, tapi soal ekosistem konten yang saling terhubung dan saling menguatkan. Dengan memahami dan mengimplementasikan strategi berikut:

  • Gunakan artikel utama untuk kata kunci target.

  • Dukung dengan artikel pendukung sebagai penguat internal dan sumber tambahan.

  • Perkuat dari luar dengan backlink yang membangun otoritas.

Maka website kamu akan semakin kokoh, kredibel, dan kompetitif di hasil pencarian Google. Ingat, SEO adalah maraton, bukan sprint. Tapi dengan struktur artikel yang benar, kamu bisa menang dalam jangka panjang.

Cara Membuat Artikel SEO dengan Bantuan AI ChatGPT

Di era digital seperti sekarang, konten adalah raja. Namun, tak cukup hanya menulis konten menarik—konten tersebut juga harus ramah mesin pencari alias SEO-friendly. Untungnya, kecanggihan Artificial Intelligence (AI) bisa jadi sekutu terbaikmu dalam menyusun artikel SEO yang efektif dan efisien. Artikel ini akan mengulas langkah-langkah praktis membuat artikel SEO dengan bantuan AI, dari riset hingga publikasi.

Apa Itu Artikel SEO?

Artikel SEO (Search Engine Optimization) adalah konten yang dirancang agar mudah ditemukan di mesin pencari seperti Google. Tujuannya adalah meningkatkan visibilitas dan traffic organik ke website. Artikel SEO biasanya mengandung:

  • Kata kunci yang relevan

  • Struktur yang teratur (judul, subjudul, paragraf)

  • Meta description yang menarik

  • Link internal dan eksternal

  • Gambar dengan alt text

  • Kecepatan muat halaman yang optimal

Mengapa Menggunakan AI untuk Artikel SEO?

AI mampu mempercepat dan mempermudah proses pembuatan konten. Dengan teknologi Natural Language Processing (NLP) bisa:

  • Menemukan dan menyarankan kata kunci potensial

  • Menghasilkan draf artikel yang koheren

  • Menyempurnakan tata bahasa dan gaya penulisan

  • Menyesuaikan tone of voice sesuai audiens

  • Mendeteksi plagiarisme dan duplikasi konten

Langkah-Langkah Membuat Artikel SEO

1. Riset Kata Kunci (Keyword Research)

Gunakan tools seperti:

  • ChatGPT untuk ide kata kunci long-tail

  • Semrush, Ahrefs, atau Ubersuggest untuk volume pencarian dan tingkat persaingan

  • AI-powered Google Trends untuk melihat tren real-time

Contoh: Jika kamu ingin menulis tentang “kopi”, AI bisa menyarankan kata kunci seperti “manfaat kopi hitam”, “cara membuat kopi ala kafe”, atau “kopi untuk diet”.

2. Buat Outline

Masukkan kata kunci utama ke AI dan minta outline artikel. Misalnya:

“Buatkan outline artikel tentang manfaat kopi untuk kesehatan.”

akan menyusun struktur seperti:

  1. Pendahuluan

  2. Kandungan nutrisi kopi

  3. Manfaat untuk jantung

  4. Pengaruh terhadap metabolisme

  5. Risiko jika dikonsumsi berlebihan

  6. Kesimpulan

3. Tulis Draft Artikel dengan AI

Gunakan ChatGPT untuk menulis berdasarkan outline. Kamu bisa mengetik:

“Tulis paragraf pembuka untuk artikel berjudul ‘Manfaat Kopi untuk Kesehatan’.”

AI akan memberikan draf awal yang bisa kamu sesuaikan lebih lanjut.

4. Optimasi SEO On-Page

Minta untuk membantu mengoptimasi bagian-bagian berikut:

  • Judul SEO (Title Tag): Panjang maksimal 60 karakter

  • Meta Description: Ringkas, maksimal 155 karakter, mengandung kata kunci

  • Penggunaan Heading (H1, H2, H3): Gunakan untuk membagi konten agar mudah dibaca

  • Kata Kunci: Distribusi alami, tidak terlalu padat (keyword stuffing)

Contoh prompt:

“Optimasi paragraf ini agar lebih SEO-friendly: [paragrafmu].”

5. Gunakan untuk Editing dan Proofreading

Tools seperti Grammarly, Quillbot, atau fitur bawaan ChatGPT bisa membantumu menyempurnakan ejaan, tata bahasa, dan kejelasan kalimat.

6. Tambahkan Gambar dan Alt Text 

  • Gunakan AI visual seperti DALL·E atau Canva AI untuk membuat ilustrasi.

  • Minta bantuan untuk menulis alt text gambar agar mendukung SEO gambar.

Contoh:

“Buatkan alt text SEO untuk gambar cangkir kopi di pagi hari.”

7. Gunakan untuk Internal Linking

AI bisa menyarankan tautan ke artikel terkait di situsmu untuk meningkatkan waktu tinggal pengguna (dwell time).

Contoh prompt:

“Rekomendasikan artikel yang relevan untuk ditautkan dari artikel tentang manfaat kopi.”

8. Analisis dan Optimasi Konten

Setelah diterbitkan, gunakan untuk analisis performa:

  • Google Search Console + AI insights untuk tracking keyword

  • AI tools seperti Surfer SEO untuk mengecek konten kompetitor dan rekomendasi perbaikan

Tips Tambahan

  • Selalu lakukan editing manual: AI membantu, tapi kamu tetap perlu sentuhan manusia untuk memastikan kualitas dan orisinalitas.

  • Update konten secara berkala: AI bisa membantu mengidentifikasi bagian yang sudah usang atau perlu diperbaharui.

  • Pahami target audiensmu: Minta AI menyesuaikan gaya bahasa berdasarkan karakteristik pembaca.

Kesimpulan

AI bukan pengganti penulis, tapi partner cerdas dalam menciptakan artikel SEO berkualitas. Dengan bantuan AI, kamu bisa lebih efisien dalam riset, menulis, dan optimasi konten. Tapi jangan lupakan peran penting kreativitas, empati pembaca, dan ketajaman editorial yang hanya bisa datang dari manusia.

Cara Memperbaiki URL Artikel yang Tidak Terindeks Google

Memiliki artikel yang tidak terindeks oleh Google tentu jadi masalah besar, terutama jika kamu mengandalkan trafik organik dari mesin pencari. Artikel yang tidak terindeks sama saja seperti harta karun yang tersembunyi—bagus, tapi tidak bisa ditemukan siapa pun. Nah, artikel ini akan membahas secara tuntas cara memperbaiki URL artikel yang tidak terindeks Google, dari penyebab umum hingga langkah-langkah teknis yang bisa kamu lakukan.

1. Pahami Dulu: Kenapa URL Tidak Terindeks?

Sebelum memperbaiki, kamu perlu tahu dulu penyebabnya. Beberapa alasan umum mengapa URL artikel tidak terindeks:

  • Masalah pada robots.txt atau meta tag noindex
    Situs kamu mungkin secara tidak sengaja memblokir Googlebot.

  • Artikel masih terlalu baru
    Google belum sempat merayapi dan mengindeks URL tersebut.

  • Konten dianggap duplikat atau berkualitas rendah
    Google tidak mengindeks konten yang mirip atau tidak memberikan nilai tambah.

  • Masalah teknis (error 404, redirect berlebihan, dll.)

  • Situs memiliki crawl budget terbatas
    Google hanya akan merayapi sejumlah halaman tertentu per kunjungan.

Artikel Tidak Terindeks

2. Cek Indexability dengan Google Search Console

Langkah pertama yang wajib dilakukan adalah menggunakan Google Search Console (GSC):

  1. Login ke GSC dan pilih properti (website) yang sesuai.

  2. Buka fitur “Inspect URL” dan masukkan URL yang tidak terindeks.

  3. Perhatikan hasilnya:

    • Jika muncul “URL is not on Google”, periksa alasannya.

    • Jika masalah teknis terdeteksi, akan muncul notifikasi dan panduan lanjut.

Tips:

Jika kamu belum mendaftarkan situs ke GSC, segera lakukan. Ini adalah alat utama untuk melihat bagaimana Google memandang website-mu.

3. Periksa Robots.txt dan Meta Tag Noindex

Salah satu penyebab umum adalah pengaturan robots.txt atau tag <meta name="robots" content="noindex">.

Cara Mengeceknya:

  • Akses domainkamu.com/robots.txt dan pastikan tidak ada baris seperti:

    Disallow: /
    Disallow: /artikel/
  • Buka kode HTML artikel dan pastikan tidak ada tag noindex.

Jika ada, segera ubah atau hapus tag yang memblokir Googlebot.

4. Pastikan Tidak Ada Error Teknis

Gunakan tools seperti:

  • Google Search Console (bagian Coverage)

  • Screaming Frog SEO Spider

  • Ahrefs Site Audit (jika punya akun)

Periksa apakah URL tersebut mengembalikan status:

  • 200 OK (aman)

  • 404 Not Found (bermasalah)

  • 301/302 Redirect (perlu dicek apakah diarahkan dengan benar)

  • 500 Server Error (perlu diperbaiki segera)

5. Perbarui dan Tingkatkan Kualitas Konten

Google menyukai konten yang bermanfaat, relevan, dan lengkap. Jika URL tidak terindeks karena kualitas konten rendah, lakukan hal berikut:

  • Tambahkan data, grafik, atau kutipan terpercaya

  • Perbaiki struktur heading (H1, H2, H3)

  • Gunakan internal linking ke artikel terkait

  • Tambahkan gambar dengan alt text

  • Hindari duplikat konten

6. Submit Ulang ke Google

Setelah diperbaiki, saatnya submit ulang URL ke Google melalui GSC:

  1. Kembali ke halaman “Inspect URL”

  2. Klik “Request Indexing”

  3. Tunggu proses Googlebot merayapi ulang halaman tersebut (bisa 1–7 hari)

7. Bangun Sinyal Eksternal (Backlink)

URL yang mendapatkan backlink berkualitas lebih cepat dan mudah diindeks. Beberapa cara membangun sinyal eksternal:

  • Bagikan artikel ke media sosial

  • Submit ke forum atau komunitas niche

  • Kolaborasi dengan blogger atau media

  • Gunakan strategi content repurposing (misalnya buat versi SlideShare atau infografis)

8. Gunakan Sitemap dan Pastikan Terdaftar

Pastikan artikelmu termasuk dalam XML sitemap, dan sitemap sudah dikirimkan ke Google:

  • Gunakan plugin seperti Yoast SEO (untuk WordPress)

  • Buka GSC → Sitemap → Masukkan URL sitemap → Submit

9. Pantau Secara Berkala

Jangan berhenti di satu kali pengecekan. Cek secara berkala di GSC apakah:

  • URL sudah masuk indeks

  • Ada error baru muncul

  • Performa organiknya meningkat

Konsistensi penting untuk memastikan situs tetap sehat secara SEO.

Kesimpulan

Menghadapi artikel yang tidak terindeks Google memang bisa membuat frustrasi, tapi bukan akhir segalanya. Dengan memahami penyebabnya dan menerapkan langkah-langkah di atas—dari audit teknis, perbaikan konten, hingga submit ulang ke Google—kamu punya peluang besar untuk memperbaiki keadaan. Jangan lupa, kesabaran dan konsistensi adalah kunci dalam dunia SEO.

Cara Meningkatkan Peringkat Artikel

Meningkatkan kualitas halaman untuk artikel pilar sesuai dengan kaidah SEO membutuhkan strategi yang komprehensif, mulai dari optimasi konten hingga aspek teknis. Berikut adalah langkah-langkah untuk memastikan artikel pilar Anda dioptimalkan dengan baik:

1. Struktur dan Format Konten

  • Gunakan heading yang jelas dan terstruktur: Gunakan tag H1 untuk judul utama, H2 untuk subjudul, dan H3 untuk sub-bagian di bawahnya. Ini membantu mesin pencari memahami hierarki informasi.
  • Gunakan daftar dan poin: Struktur seperti ini memudahkan pembaca memahami isi artikel.
  • Tambahkan TOC (Table of Contents): TOC membantu navigasi, terutama untuk artikel panjang.

2. Riset dan Optimasi Kata Kunci

  • Riset kata kunci utama dan turunan: Gunakan alat seperti Google Keyword Planner, Ahrefs, atau SEMrush untuk menemukan kata kunci yang relevan.
  • Optimalkan penggunaan kata kunci: Sebar kata kunci utama secara alami di dalam:
    • Judul (title tag)
    • Heading (H1, H2, H3)
    • Meta description
    • Paragraf pertama
    • Alt text gambar
  • Gunakan sinonim dan LSI (Latent Semantic Indexing): Tambahkan kata-kata yang relevan untuk memperkaya konteks.

3. Optimasi User Experience

  • Percepat waktu loading halaman: Kompres gambar, minimalkan file CSS/JavaScript, dan gunakan CDN.
  • Pastikan desain responsif: Artikel harus mudah dibaca di semua perangkat, termasuk ponsel.
  • Gunakan paragraf pendek: Batasi paragraf menjadi 2–3 kalimat untuk meningkatkan keterbacaan.

4. Tingkatkan Visualisasi

  • Tambahkan gambar atau video relevan: Visual membantu menarik perhatian pembaca dan menurunkan bounce rate.
  • Gunakan infografik atau tabel: Data yang disajikan secara visual lebih menarik dan informatif.
  • Optimalkan gambar: Gunakan nama file yang deskriptif dan tambahkan alt text dengan kata kunci.

5. Internal dan Eksternal Linking

  • Tautkan ke artikel terkait di situs Anda: Ini membantu meningkatkan otoritas halaman dan mendistribusikan “link juice.”
  • Tautkan ke sumber eksternal yang kredibel: Menambahkan tautan ke sumber terpercaya meningkatkan nilai artikel.
  • Gunakan anchor text yang relevan: Pastikan teks tautan menggambarkan isi halaman yang dituju.

6. Optimasi Meta Tags

  • Title tag: Buat judul yang menarik, kaya kata kunci, dan tidak lebih dari 60 karakter.
  • Meta description: Buat deskripsi singkat yang relevan, menarik, dan mengandung kata kunci utama.
  • URL yang bersih: Gunakan struktur URL pendek yang mengandung kata kunci, misalnya:
contoh.com/rekomendasi-susu-kambing-etawa

7. Perbarui dan Tingkatkan Secara Berkala

  • Tambahkan data terbaru: Perbarui artikel dengan informasi terbaru untuk mempertahankan relevansi.
  • Analisis kompetitor: Pelajari artikel pilar kompetitor untuk menemukan celah yang bisa diisi.
  • Tambahkan konten tambahan: Misalnya, FAQ, tips praktis, atau data statistik baru.

8. Gunakan Schema Markup

  • Tambahkan schema markup untuk meningkatkan kemungkinan munculnya rich snippet di hasil pencarian, seperti:
    • FAQ schema
    • Article schema

9. Promosikan Artikel Pilar

  • Bagikan di media sosial: Promosikan artikel untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
  • Gunakan email marketing: Kirimkan artikel ke daftar email pelanggan Anda.
  • Lakukan outreach: Hubungi situs atau blogger yang relevan untuk mendapatkan backlink.

10. Pantau dan Analisis Performa

  • Gunakan Google Analytics dan Google Search Console: Lacak kinerja artikel Anda, seperti traffic, kata kunci, dan waktu tinggal.
  • Evaluasi dan optimasi lebih lanjut: Gunakan data untuk mengidentifikasi bagian yang perlu diperbaiki.

Dengan strategi di atas, artikel pilar Anda dapat lebih mudah menduduki peringkat tinggi di mesin pencari dan menjadi sumber rujukan utama bagi audiens Anda.

Artikel Pendukung

Dalam SEO, artikel pendukung atau artikel support adalah artikel yang dirancang untuk mendukung artikel pilar. Artikel support biasanya lebih fokus pada subtopik tertentu yang terkait dengan tema utama artikel pilar. Fungsinya adalah untuk memberikan informasi yang lebih rinci atau spesifik, sekaligus memperkuat posisi artikel pilar dalam hasil pencarian melalui internal linking.

Perbedaan Utama:

Artikel Pilar:

  • Artikel utama yang bersifat komprehensif.
  • Mengulas topik secara luas dan mendalam.
  • Biasanya panjang (1.500–3.000 kata atau lebih).
  • Bertujuan menjadi sumber rujukan utama bagi pembaca.
Contoh: 

Rekomendasi Susu Kambing Etawa Terbaik di Indonesia

Artikel Support:

Fokus pada aspek tertentu dari artikel pilar.
Mengulas subtopik secara lebih spesifik.
Lebih pendek dibandingkan artikel pilar (500–1.000 kata).
Dihubungkan ke artikel pilar melalui internal link.

Contoh artikel support :

“Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Kesehatan”
“Cara Memilih Susu Kambing Etawa Berkualitas”
“Perbandingan Susu Kambing Etawa dengan Susu Sapi”.

Manfaat Artikel Support:

  • Meningkatkan Struktur SEO: Dengan internal link ke artikel pilar, Google lebih mudah memahami hierarki konten di situs Anda.
  • Memperluas Jangkauan Kata Kunci: Artikel support menargetkan long-tail keyword yang relevan dengan topik utama.
  • Meningkatkan Kredibilitas: Memberikan informasi mendalam yang membantu pengguna mendapatkan solusi lebih lengkap.
  • Mengurangi Bounce Rate: Internal linking antar artikel membuat pengguna lebih lama berada di situs Anda.

Strategi Penulisan:

  • Tentukan subtopik dari artikel pilar yang membutuhkan eksplorasi lebih detail.
  • Buat artikel yang relevan dan gunakan long-tail keyword.
  • Tambahkan link dari artikel support ke artikel pilar dan sebaliknya.
  • Pastikan artikel support memberikan nilai tambah bagi pembaca.

Dengan kombinasi artikel pilar dan artikel support yang baik, Anda bisa membangun ekosistem konten yang kuat untuk meningkatkan performa SEO.

Cara Cek URL Artikel Sudah Terindeks Google

Untuk mengecek apakah sebuah URL sudah terindeks oleh Google, Anda dapat menggunakan beberapa cara berikut:

  1. Menggunakan Google Search

  • Buka Google Search (www.google.com).
  • Ketikkan: site:[URL Anda] Contoh: site:https://contoh.com/artikel
  • Jika URL tersebut muncul di hasil pencarian, artinya sudah terindeks. Jika tidak muncul, URL tersebut belum terindeks.
  1. Menggunakan Google Search Console

  • Login ke akun Google Search Console: Google Search Console.
  • Pilih properti (website) yang sesuai.
  • Masukkan URL di bagian Inspect any URL (Periksa URL).

Google akan memberi tahu apakah URL tersebut sudah terindeks atau belum, dan jika belum, Anda bisa meminta pengindeksan dengan mengklik “Request Indexing.”

  1. Menggunakan Alat Online

Beberapa alat SEO menyediakan fitur untuk memeriksa apakah URL sudah terindeks:

  • Sitechecker.pro
  • Small SEO Tools
  • Ahrefs (dalam fitur Site Explorer)
  1. Cek Manual Melalui Cache Google

  • Masukkan di Google Search: cache:[URL Anda] Contoh:
cache:https://contoh.com/artikel

Jika ada hasil yang menunjukkan versi cache dari URL tersebut, artinya sudah terindeks.

Jika URL belum terindeks, Anda dapat melakukan beberapa langkah untuk mempercepat proses:

  • Submit URL ke Google Search Console.
  • Tambahkan URL ke Sitemap dan pastikan sitemap Anda terdaftar di Google Search Console.

Pastikan halaman tersebut dapat diakses oleh robot Google (tidak ada larangan di robots.txt atau meta tag noindex).

Mengapa Artikel Tidak Muncul di Halaman Pertama Google?

Artikel website tidak muncul di halaman pertama Google karena berbagai faktor yang memengaruhi peringkatnya dalam algoritma pencarian Google. Berikut adalah penjelasan mendalam tentang penyebab utama:

  1. Kualitas Konten yang Rendah

Google sangat menilai kualitas konten. Artikel dengan kualitas rendah sulit bersaing untuk halaman pertama. Beberapa indikator kualitas rendah:

Tidak Relevan dengan Kata Kunci:

Konten tidak memenuhi maksud pencarian pengguna (search intent). Misalnya, artikel menggunakan kata kunci tertentu tetapi isinya tidak menjawab pertanyaan pengguna.

Konten Tipis atau Kurang Mendalam:

Artikel terlalu pendek, kurang informatif, atau tidak menawarkan wawasan baru.

Duplikasi Konten:

Artikel menyalin atau sangat mirip dengan konten lain, baik di dalam situs maupun situs lain.

  1. Kompetisi yang Ketat

Di beberapa niche, banyak artikel berkualitas tinggi yang membahas topik serupa. Kompetisi ketat ini membuat artikel Anda sulit muncul di halaman pertama jika:

Situs Anda memiliki otoritas domain (Domain Authority) lebih rendah dibandingkan situs pesaing.

Artikel tidak unik atau tidak memiliki sudut pandang baru dibandingkan pesaing.

  1. Optimasi SEO yang Kurang Baik

Artikel yang tidak dioptimalkan untuk mesin pencari sulit mendapatkan peringkat tinggi. Kesalahan umum meliputi:

Pemilihan Kata Kunci yang Salah:

Menggunakan kata kunci dengan volume pencarian terlalu rendah atau persaingan terlalu tinggi.

On-Page SEO yang Buruk:

Meta title, meta description, heading, dan URL tidak dioptimalkan.

Keyword stuffing (penggunaan berlebihan kata kunci) yang justru merugikan.

Internal dan External Linking yang Lemah:

Artikel tidak memiliki tautan ke konten lain di situs Anda atau backlink dari situs berkualitas.

  1. Otoritas Domain yang Rendah

Google memberikan peringkat lebih tinggi kepada situs dengan otoritas yang baik. Faktor yang memengaruhi otoritas:

Jumlah dan Kualitas Backlink:

Jika artikel Anda tidak mendapatkan backlink dari situs terpercaya, Google menganggapnya kurang kredibel.

Kepercayaan Situs:

Situs dengan reputasi buruk (misalnya, pernah terlibat spam) sulit meraih peringkat tinggi.

  1. Tidak Responsif atau Tidak Mobile-Friendly

Dengan meningkatnya pencarian melalui perangkat mobile, Google memprioritaskan situs yang responsif. Artikel Anda mungkin kalah peringkat jika:

Situs tidak ramah mobile.

Waktu muat halaman terlalu lama.

  1. Pengalaman Pengguna yang Buruk

Google mempertimbangkan pengalaman pengguna melalui metrik seperti:

Dwell Time:

Waktu yang dihabiskan pengguna di artikel. Artikel yang tidak menarik akan memiliki dwell time rendah.

Bounce Rate Tinggi:

Jika banyak pengguna meninggalkan halaman segera setelah membukanya, Google menganggap artikel tidak relevan.

Core Web Vitals:

Google menilai kecepatan, stabilitas visual, dan interaktivitas situs.

  1. Tidak Memenuhi Search Intent

Search intent adalah tujuan di balik pencarian pengguna. Artikel Anda mungkin gagal memenuhi search intent jika:

Artikel informatif tetapi pengguna mencari panduan langkah-langkah.

Artikel terlalu teknis sementara pengguna mencari informasi dasar.

  1. Masalah Teknis pada website

Pengindeksan yang Salah:

Artikel tidak terindeks atau terblokir oleh file robots.txt atau meta tag noindex.

Canonical Tag yang Tidak Tepat:

Jika tag canonical menunjuk ke URL lain, Google mungkin memprioritaskan URL tersebut.

Error 404 atau Redirect yang Salah:

URL artikel rusak atau salah diarahkan.

  1. Persaingan di Kata Kunci dengan Volume Tinggi

Artikel yang menargetkan kata kunci dengan volume pencarian tinggi sering kali memiliki persaingan yang sangat ketat. Hal ini membuat situs baru atau yang memiliki otoritas lebih rendah sulit menembus halaman pertama.

  1. Belum Mendapatkan Backlink Berkualitas

Backlink dari situs terpercaya membantu artikel mendapatkan peringkat lebih baik. Jika artikel Anda:

Tidak memiliki backlink eksternal yang relevan, atau

Mendapatkan backlink dari situs berkualitas rendah,

kemungkinan besar peringkatnya tidak akan tinggi.

  1. Algoritma Google yang Berubah

Google sering memperbarui algoritmanya untuk meningkatkan kualitas hasil pencarian. Jika algoritma baru tidak sesuai dengan optimasi artikel Anda, peringkatnya bisa menurun.

  1. Artikel Baru (Kurangnya Kredibilitas)

Artikel yang baru diterbitkan biasanya membutuhkan waktu untuk mendapatkan kredibilitas. Google memerlukan waktu untuk:

Menilai relevansi dan kualitas artikel.

Membandingkan artikel dengan konten serupa.

Cara Meningkatkan Peluang Artikel Muncul di Halaman Pertama

Optimasi Konten:

Tulis artikel yang mendalam, relevan, dan unik.

Gunakan kata kunci utama dan sinonimnya secara alami.

Tambahkan media seperti gambar dan video untuk meningkatkan daya tarik.

Perbaiki On-Page SEO:

Optimalkan meta title, meta description, heading, dan URL.

Gunakan struktur heading (H1, H2, H3) dengan baik.

Bangun Backlink Berkualitas:

Lakukan outreach ke situs-situs terpercaya untuk mendapatkan backlink.

Optimalkan Kecepatan dan Responsivitas:

Gunakan tema WordPress yang cepat dan ramah mobile.

Kompres gambar dan gunakan caching untuk meningkatkan waktu muat.

Pahami Search Intent:

Pastikan artikel Anda sesuai dengan tujuan pencarian (informasi, navigasi, atau transaksional).

Gunakan Internal Linking:

Hubungkan artikel Anda dengan konten lain di situs Anda untuk meningkatkan relevansi.

Promosikan Artikel:

Bagikan artikel di media sosial atau gunakan email marketing untuk meningkatkan lalu lintas.

Perbarui Artikel Secara Berkala:

Artikel yang diperbarui lebih sering memiliki peluang lebih tinggi untuk mendapatkan peringkat yang lebih baik.

Kesimpulan

Artikel tidak muncul di halaman pertama Google karena persaingan yang ketat, kualitas konten rendah, optimasi SEO yang kurang tepat, atau masalah teknis. Dengan strategi yang tepat seperti meningkatkan kualitas konten, membangun backlink, dan memahami search intent, peluang untuk mencapai halaman pertama Google dapat meningkat secara signifikan.

Membuat Artikel Sesuai Search Intent

Membuat artikel SEO yang sesuai dengan search intent (tujuan pencarian) adalah langkah penting untuk memastikan artikel Anda dapat ditemukan dan relevan dengan apa yang dicari oleh pengguna. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat artikel SEO yang sesuai dengan search intent:

  1. Pahami Jenis Search Intent

Search intent merujuk pada tujuan di balik pencarian pengguna. Secara umum, ada empat jenis search intent:

  • Informational Intent: Pengguna mencari informasi, seperti tutorial atau penjelasan.
  • Navigational Intent: Pengguna mencari situs atau halaman web tertentu.
  • Transactional Intent: Pengguna berniat untuk melakukan pembelian atau tindakan lain, seperti registrasi atau unduhan.
  • Commercial Investigation Intent: Pengguna sedang mencari informasi untuk membandingkan produk atau layanan sebelum membeli.
  1. Riset Keyword

Lakukan riset keyword untuk memahami apa yang dicari audiens Anda. Anda dapat menggunakan alat seperti Google Keyword Planner, Ahrefs, atau SEMrush untuk menemukan kata kunci dengan volume pencarian tinggi dan relevansi terhadap topik yang ingin Anda bahas.

  1. Analisis SERP (Search Engine Results Page)

Lihat halaman hasil pencarian untuk kata kunci yang Anda pilih. Perhatikan jenis konten yang muncul (artikel, video, produk, dll.) dan bagaimana mereka menjawab search intent. Ini memberikan wawasan tentang apa yang Google anggap relevan untuk pencarian tersebut.

  1. Sesuaikan Konten dengan Search Intent

  • Untuk Informational Intent: Buat artikel yang memberikan informasi yang mendalam dan bermanfaat. Misalnya, tutorial, panduan langkah demi langkah, atau penjelasan rinci tentang topik yang dicari.
  • Untuk Navigational Intent: Pastikan artikel Anda memberikan petunjuk yang jelas untuk menuju halaman atau situs yang dicari.
  • Untuk Transactional Intent: Tulis artikel dengan fokus pada produk atau layanan, termasuk review, testimonial, dan informasi harga.
  • Untuk Commercial Investigation Intent: Buat artikel perbandingan produk atau layanan, ulasan, atau daftar pilihan terbaik.
  1. Struktur Artikel yang Jelas dan Rapi

Struktur yang baik membantu pembaca dan mesin pencari memahami konten. Gunakan:

  • Judul yang menarik dan mengandung kata kunci utama.
  • Subjudul (H2, H3) yang memudahkan pembaca untuk mengidentifikasi poin-poin penting.
  • Paragraf yang singkat dan mudah dibaca.
  • Bullet points atau daftar untuk informasi yang terstruktur.
  1. Optimasi On-Page SEO

Optimalkan artikel dengan elemen-elemen berikut:

  • Title Tag: Gunakan kata kunci utama dalam judul.
  • Meta Description: Buat deskripsi singkat yang menarik dan mengandung kata kunci.
  • URL yang SEO-friendly: Gunakan URL pendek dengan kata kunci relevan.
  • Internal Linking: Hubungkan artikel Anda dengan konten terkait lainnya di situs Anda.
  • Alt Text untuk Gambar: Sertakan deskripsi gambar yang relevan dengan kata kunci.
  1. Fokus pada Kualitas Konten

Google sangat menghargai konten berkualitas tinggi. Pastikan artikel Anda:

  • Memiliki informasi yang akurat dan terpercaya.
  • Memberikan jawaban yang lengkap dan mendalam.
  • Menyediakan solusi atau informasi yang berguna bagi audiens.
  1. Gunakan Tools SEO

Alat SEO seperti Yoast SEO atau RankMath dapat membantu Anda untuk mengoptimalkan artikel sesuai dengan standar SEO yang baik.

  1. Perbarui Konten Secara Berkala

Konten yang selalu diperbarui dapat tetap relevan dan bersaing dengan hasil pencarian lainnya. Jangan ragu untuk memperbarui artikel lama dengan informasi baru, atau menambahkan data atau referensi yang lebih terkini.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat menulis artikel SEO yang tidak hanya optimasi mesin pencari tetapi juga memenuhi kebutuhan search intent audiens Anda.

BAGAIMANA GOOGLE BISA MENGETAHUI JENIS SEARCH INTENT UNTUK SEBUAH KONTEN?

Google menggunakan berbagai algoritma dan teknologi untuk memahami apakah sebuah artikel sesuai dengan search intent. Proses ini melibatkan pemahaman konteks dan relevansi konten terhadap pencarian pengguna. Berikut adalah cara-cara Google dapat mengetahui apakah artikel Anda sesuai dengan search intent:

  1. Pemahaman Kata Kunci dan Konteks Pencarian

Google tidak hanya memperhatikan kata kunci yang digunakan dalam pencarian, tetapi juga konteks di balik pencarian tersebut. Melalui Natural Language Processing (NLP), seperti model BERT (Bidirectional Encoder Representations from Transformers), Google dapat memahami arti kata dalam konteks kalimat. Ini memungkinkan Google untuk menentukan apakah artikel Anda relevan berdasarkan bagaimana kata kunci digunakan dalam query.

  1. Penganalisisan Jenis Konten di SERP

Google menganalisis berbagai halaman hasil pencarian untuk kata kunci tertentu untuk memahami jenis konten apa yang paling relevan. Misalnya:

Jika pengguna mencari “cara membuat kue,” Google akan menampilkan artikel atau video dengan tutorial langkah demi langkah, sesuai dengan informational intent.

Jika pengguna mencari “beli smartphone terbaik 2024,” Google akan lebih cenderung menampilkan artikel perbandingan produk, review, atau link ke e-commerce, sesuai dengan transactional intent.

Google menganalisis berbagai elemen di halaman-halaman ini (misalnya, judul, struktur artikel, dan panjang konten) untuk memahami jenis informasi apa yang cocok dengan search intent.

  1. Penggunaan Query dan Riwayat Pengguna

Google menggunakan search history dan behavioral signals (seperti waktu yang dihabiskan di halaman atau apakah pengguna kembali ke hasil pencarian) untuk menilai apakah artikel memberikan jawaban yang sesuai. Jika artikel Anda memiliki tingkat keterlibatan tinggi (misalnya, waktu tinggal yang lama atau tingkat klik yang baik), ini memberi sinyal pada Google bahwa artikel Anda relevan dengan search intent.

Analisis Semantik dan Synonym

Google juga menggunakan teknologi untuk memahami sinonim dan hubungan semantik antara kata kunci. Ini membantu Google memahami lebih baik maksud pencarian pengguna meskipun kata kunci yang digunakan berbeda. Sebagai contoh, jika seseorang mencari “best smartphone for photography,” artikel yang membahas smartphone dengan kamera terbaik akan dianggap relevan meskipun tidak menggunakan kata “photography” di seluruh konten.

Google’s E-A-T (Expertise, Authoritativeness, and Trustworthiness)

Google menilai kualitas artikel berdasarkan prinsip E-A-T, yang memprioritaskan konten yang dibuat oleh penulis yang berkompeten dan berotoritas dalam topik tertentu. Konten yang relevan dan berkualitas tinggi lebih mungkin ditemukan oleh Google sebagai jawaban yang sesuai dengan search intent.

  1. Penyusunan dan Struktur Konten

Google memeriksa struktur artikel untuk memastikan bahwa konten tersebut memberikan jawaban yang jelas dan terorganisir. Artikel yang terstruktur dengan baik, dengan subjudul, bullet points, dan paragraf pendek, lebih mudah dipahami oleh Google dan lebih mungkin dianggap sesuai dengan search intent. Selain itu, jika artikel menggunakan schema markup (seperti FAQ schema), ini juga membantu Google memahami topik dan tujuan artikel.

  1. Penggunaan Link dan Sumber Terpercaya

Google menilai kredibilitas sebuah artikel berdasarkan backlink yang diterima dan sumber-sumber terpercaya yang dirujuk dalam artikel tersebut. Artikel yang sering di-link oleh sumber-sumber otoritatif cenderung dianggap lebih relevan dan berguna, serta lebih sesuai dengan search intent.

  1. Pengalaman Pengguna (User Experience)

Google juga mengukur kualitas pengalaman pengguna di sebuah situs. Artikel yang memuat iklan yang mengganggu, desain yang buruk, atau waktu muat yang lambat dapat dianggap kurang relevan. Pengalaman pengguna yang baik (contoh: halaman yang cepat dimuat dan mudah dinavigasi) memberi sinyal bahwa artikel tersebut mungkin sesuai dengan search intent.

  1. Mengukur Kepuasan Pengguna

Google mengumpulkan data dari Google Search Quality Evaluator Guidelines yang digunakan oleh evaluasi manusia untuk menilai kualitas hasil pencarian. Berdasarkan data ini, Google mengadaptasi algoritma untuk memberikan hasil yang lebih sesuai dengan search intent pengguna.

  1. Freshness dan Pembaruan Konten

Google juga menilai apakah artikel yang Anda buat masih relevan dengan perkembangan terkini. Misalnya, untuk topik-topik yang sering berubah, seperti teknologi atau berita, Google lebih memprioritaskan artikel yang diperbarui secara berkala untuk memastikan informasi yang diberikan tetap up-to-date dan relevan dengan pencarian pengguna.

Dengan menggunakan kombinasi teknik-teknik ini, Google dapat memahami dan menilai apakah artikel Anda sesuai dengan search intent dan apakah artikel tersebut memberikan jawaban yang memadai dan relevan untuk pencarian pengguna.

Bagaimana Google Menilai Kualitas Artikel

Google menilai kualitas artikel pada website menggunakan berbagai metrik, sinyal, dan algoritma. Tujuan utama Google adalah memastikan bahwa artikel yang muncul di hasil pencarian memberikan relevansi, keandalan, dan pengalaman terbaik kepada pengguna.

Berikut adalah penjelasan detail tentang bagaimana Google menilai kualitas artikel:

1. Relevansi Konten

Google memastikan bahwa artikel sesuai dengan kueri pencarian pengguna. Penilaian ini melibatkan:

  • Pemilihan Kata Kunci: Artikel harus menggunakan kata kunci yang relevan dan sesuai dengan niat pencarian. Google juga memahami sinonim dan istilah terkait melalui algoritma seperti RankBrain.
  • Struktur Konten: Konten harus terorganisir dengan baik menggunakan heading (H1, H2, H3) untuk membantu mesin pencari memahami isi artikel.
  • Isi yang Menjawab Kuery: Artikel harus memberikan jawaban langsung dan relevan terhadap pertanyaan pengguna.

2. Kualitas Informasi (E-A-T)

Google menggunakan konsep E-A-T (Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness) untuk menilai kualitas artikel:

  • Expertise (Keahlian):
    Artikel harus ditulis oleh penulis yang kompeten atau memiliki keahlian dalam topik yang dibahas.
    Bukti keahlian dapat ditunjukkan dengan kredensial penulis, referensi, atau sumber terpercaya.
  • Authoritativeness (Otoritas):
    Artikel yang mengutip sumber yang diakui, seperti jurnal, penelitian, atau institusi terkenal, dianggap lebih otoritatif.
    Situs dengan reputasi baik di industri tertentu memiliki otoritas lebih tinggi.
  • Trustworthiness (Kepercayaan):
    Artikel harus akurat dan tidak menyesatkan.
    Menggunakan HTTPS untuk keamanan, dan menyertakan kebijakan privasi atau syarat penggunaan, meningkatkan kepercayaan.

3. Originalitas dan Nilai Tambah

  • Konten Orisinal:
    Artikel harus unik dan tidak menyalin dari sumber lain. Google memiliki sistem untuk mendeteksi plagiarisme.
  • Nilai Tambah:
    Artikel harus memberikan wawasan baru, analisis mendalam, atau solusi praktis yang tidak ditemukan di tempat lain.

4. Pengalaman Pengguna (User Experience)

Google memperhatikan bagaimana pengguna berinteraksi dengan konten:

  • Dwell Time:
    Waktu yang dihabiskan pengguna di halaman menunjukkan apakah konten relevan dan menarik.
  • Bounce Rate:
    Tingginya bounce rate (pengunjung meninggalkan halaman setelah beberapa detik) bisa menjadi tanda bahwa konten tidak memenuhi harapan.
  • Keterbacaan:
    Artikel yang menggunakan bahasa sederhana, paragraf pendek, dan visualisasi (gambar, grafik) lebih disukai.
  • Kecepatan Halaman:
    Google menilai kecepatan muat halaman melalui metrik Core Web Vitals.

5. Struktur Artikel

Artikel berkualitas memiliki struktur yang baik untuk meningkatkan pemahaman:

  • Judul yang Relevan: Judul artikel harus mencerminkan isi dan menarik perhatian pembaca.
  •  Heading yang Jelas:Gunakan heading (H2, H3) untuk membagi artikel menjadi bagian yang mudah dipahami.
  • Paragraf Pendek: Konten dengan paragraf yang ringkas lebih mudah dibaca.
  • Daftar atau Poin: Gunakan daftar bernomor atau berpoin untuk merangkum informasi.

6. Media Pendukung

Google menilai konten yang menyertakan elemen tambahan seperti:

  • Gambar dan Video:
    Media pendukung meningkatkan keterlibatan pengguna dan membantu menjelaskan konten.
    Alt text pada gambar membantu Google memahami isi media.
  • Tabel dan Grafik:
    Data visual membantu pembaca memahami informasi dengan cepat.

7. Backlink dan Referensi

  • Backlink Berkualitas:
    Artikel dengan banyak backlink dari situs terpercaya menunjukkan kredibilitas konten.
  • Referensi Eksternal:
    Menyertakan tautan ke sumber yang relevan dan terpercaya menunjukkan bahwa artikel memiliki dasar informasi yang kuat.

8. Aktualisasi dan Pembaruan

  • Konten Terkini:
    Artikel yang diperbarui secara berkala memiliki peluang lebih tinggi untuk dinilai berkualitas.
  • Fakta dan Data Terbaru:
    Google memprioritaskan artikel yang menyajikan informasi terkini sesuai perkembangan.

9. Optimasi SEO On-Page

Google memanfaatkan faktor SEO untuk menilai kualitas artikel:

  • Meta Description:
    Ringkasan singkat yang relevan membantu Google memahami konten artikel.
  • Penggunaan Kata Kunci:
    Penempatan kata kunci di judul, heading, dan isi artikel harus alami dan tidak berlebihan (keyword stuffing).
  • Internal Linking:
    Menautkan artikel ke konten lain di situs meningkatkan navigasi dan relevansi.
  • URL yang Bersih:
    URL harus deskriptif, pendek, dan mengandung kata kunci.

10. Komentar dan Feedback

Artikel yang mendapat banyak komentar, like, atau share menunjukkan bahwa konten tersebut menarik perhatian dan relevan.

Kesimpulan

Google menilai kualitas artikel berdasarkan kombinasi faktor teknis, relevansi, keandalan, dan pengalaman pengguna. Artikel yang memenuhi kriteria E-A-T, memiliki struktur yang baik, didukung oleh media, serta diperbarui secara rutin akan mendapat peringkat lebih tinggi di hasil pencarian. Fokus pada pembuatan konten yang membantu, relevan, dan mudah diakses adalah kunci untuk memenuhi standar kualitas Google.

Artikel Hilang dari Pencarian Google

Ada beberapa alasan mengapa sebuah URL artikel bisa tiba-tiba hilang dari hasil pencarian Google. Beberapa faktor ini terkait dengan masalah teknis, pelanggaran pedoman SEO, atau perubahan algoritma dari Google.

Berikut adalah penjelasan mengapa hal ini bisa terjadi:

1. Pelanggaran Pedoman Google (Google Penalty)

  • Pengertian: Jika artikel atau situs Anda melanggar pedoman Google, seperti menggunakan teknik SEO yang dianggap tidak etis (misalnya, keyword stuffing, cloaking, atau penalty karena backlink buruk), Google bisa memberikan penalty pada situs Anda.
  • Pengaruh: Penalti ini dapat menyebabkan artikel atau bahkan situs Anda dihapus dari hasil pencarian sementara atau permanen.
Solusi: Periksa Google Search Console untuk melihat apakah ada peringatan atau penalti yang diterapkan pada situs Anda dan perbaiki masalah yang ada.

2. Penghapusan atau Perubahan Konten

  • Pengertian: Jika artikel atau konten diubah atau dihapus dari situs Anda, Google tidak akan lagi menampilkan artikel tersebut dalam hasil pencarian.
  • Pengaruh: Ketika halaman dihapus atau diubah secara signifikan, Google akan mengindeks perubahan tersebut dan menghapusnya dari indeks pencarian.
Solusi: Pastikan artikel tersebut masih ada di situs Anda dan URL tidak mengarah ke halaman error (seperti 404). Jika artikel diubah, pastikan bahwa artikel baru tersebut tetap relevan dan memiliki konten berkualitas.

3. Masalah Teknis (Error Server)

  • Pengertian: Jika situs Anda mengalami masalah teknis, seperti server down, kesalahan 500 (internal server error), atau kesalahan 404 (halaman tidak ditemukan), Google tidak akan bisa mengakses halaman artikel tersebut.
  • Pengaruh: Jika Googlebot (bot pencari Google) tidak bisa mengakses artikel, URL tersebut tidak akan diindeks atau akan dihapus dari hasil pencarian.
    Solusi: Pastikan server situs Anda dalam keadaan stabil dan halaman dapat diakses tanpa masalah. Gunakan Google Search Console untuk memeriksa status pengindeksan dan memastikan tidak ada masalah teknis.

4. Perubahan Algoritma Google

  • Pengertian: Google secara rutin memperbarui algoritma pencariannya. Beberapa pembaruan algoritma dapat mengubah cara website atau artikel diperingkatkan.
  • Pengaruh: Artikel yang sebelumnya berada di peringkat tinggi mungkin tiba-tiba hilang atau turun peringkatnya karena perubahan algoritma yang mengutamakan faktor lain, seperti kecepatan situs, pengalaman pengguna, atau kualitas konten.
Solusi: Periksa pembaruan algoritma terbaru dari Google dan sesuaikan strategi SEO Anda. Pastikan situs Anda selalu mengikuti pedoman E-A-T (Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness).

5. Masalah Pengindeksan (Crawling Issues)

  • Pengertian: Kadang-kadang, masalah teknis dalam pengindeksan situs Anda dapat mencegah Google dari mengindeks artikel Anda. Ini bisa disebabkan oleh masalah seperti pengaturan robots.txt yang membatasi pengindeksan atau tag noindex yang diterapkan pada halaman.
  • Pengaruh: Jika halaman memiliki tag noindex atau terblokir oleh robots.txt, Google tidak akan mengindeks artikel tersebut, dan itu akan hilang dari hasil pencarian.
Solusi: Periksa pengaturan robots.txt dan pastikan tidak ada pembatasan untuk Googlebot. Pastikan tidak ada tag noindex yang tidak sengaja diterapkan pada artikel atau halaman.

6. URL Duplikat atau Kanonisasi yang Salah

  • Pengertian: Google mungkin menganggap beberapa URL sebagai duplikat konten, terutama jika Anda menggunakan URL kanonik yang salah atau ada halaman serupa yang memiliki konten identik.
  • Pengaruh: Google bisa menghapus artikel dari hasil pencarian jika dia menganggap artikel tersebut sebagai duplikat dari halaman lain yang dianggap lebih relevan.
Solusi: Pastikan URL kanonik diterapkan dengan benar untuk artikel yang memiliki konten serupa, sehingga Google tahu mana yang merupakan halaman utama yang harus diindeks.

7. Perubahan pada Struktur URL

  • Pengertian: Jika Anda mengubah struktur URL artikel atau domain situs Anda tanpa mengatur redirect 301, Google tidak dapat menemukan artikel tersebut dan menghapusnya dari indeks.
  • Pengaruh: Perubahan URL tanpa pengaturan pengalihan dapat menyebabkan kesalahan 404 (halaman tidak ditemukan) dan menghilangkan artikel dari hasil pencarian.
Solusi: Jika URL artikel berubah, pastikan untuk mengonfigurasi pengalihan 301 agar Google dan pengunjung dapat diarahkan ke URL baru.

8. Dihapus dari Indeks (Manual Action)

  • Pengertian: Terkadang, Google akan menghapus URL dari indeks secara manual jika ada pelanggaran pedoman atau masalah lain yang terkait dengan kualitas situs.
  • Pengaruh: Google mungkin menghapus URL artikel jika ditemukan masalah serius yang melanggar pedoman kualitas atau kebijakan mereka.
Solusi: Gunakan Google Search Console untuk memeriksa apakah ada tindakan manual yang diterapkan pada situs Anda dan tindak lanjuti dengan perbaikan yang diperlukan.

9. Keterlambatan dalam Pembaruan Indeks

  • Pengertian: Google memerlukan waktu untuk memperbarui dan mengindeks halaman baru atau yang telah dimodifikasi.
  • Pengaruh: Terkadang, artikel yang baru saja dipublikasikan atau diperbarui tidak langsung muncul di hasil pencarian.
    Solusi: Bersabarlah, karena proses pengindeksan oleh Google bisa memakan waktu. Anda juga dapat menggunakan Google Search Console untuk memohon pengindeksan ulang artikel atau halaman.

10. Sumber Backlink Hilang

  • Pengertian: Jika artikel Anda sebelumnya mendapatkan banyak backlink yang mengarah ke halaman tersebut, dan backlink tersebut tiba-tiba hilang atau dihapus (misalnya, situs yang memberikan backlink menghapus tautannya), ini dapat memengaruhi visibilitas artikel di mesin pencari.
  • Pengaruh: Hilangnya backlink berkualitas dapat menyebabkan penurunan peringkat artikel di hasil pencarian, atau bahkan menghapus artikel dari indeks.
Solusi: Periksa backlink yang mengarah ke artikel Anda dan pastikan tidak ada yang hilang atau dibuang. Peroleh kembali backlink yang relevan dan berkualitas.

Kesimpulan

Tiba-tiba hilangnya URL artikel dari hasil pencarian Google dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah teknis, perubahan algoritma, hingga pelanggaran pedoman SEO.

Untuk mengetahui alasan pasti, Anda dapat memeriksa Google Search Console, yang dapat memberikan wawasan tentang masalah pengindeksan, penalti, atau kesalahan lainnya.

Dengan memahami penyebabnya, Anda bisa mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki masalah dan memulihkan visibilitas artikel Anda.

Artikel Terindeks Tapi Tidak Masuk Ranking Google

URL yang terindeks oleh Google tetapi tidak mendapatkan peringkat yang baik atau tidak muncul dalam hasil pencarian biasanya disebabkan oleh sejumlah faktor. Berikut adalah alasan utama dan cara memperbaikinya:

Penyebab Utama:

Kualitas Konten Rendah

Konten tidak relevan, terlalu pendek, atau tidak memberikan nilai tambah dibandingkan pesaing.

Solusi:

  • Buat konten yang relevan, mendalam, dan sesuai dengan kebutuhan audiens.
  • Gunakan format yang menarik seperti heading, poin-poin, gambar, dan video.
  • Pastikan konten menjawab pertanyaan pengguna secara jelas.

Persaingan Tinggi

Kata kunci yang ditargetkan memiliki tingkat persaingan yang tinggi, sehingga sulit bersaing dengan situs lain.

Solusi:

  • Gunakan kata kunci long-tail yang lebih spesifik dan kurang kompetitif.
  • Analisis pesaing dan coba optimasi konten Anda untuk aspek yang belum mereka bahas.

Optimasi SEO On-Page Kurang

URL mungkin tidak dioptimalkan untuk SEO, seperti meta tag, heading, atau penggunaan kata kunci yang buruk.

Solusi:

  • Gunakan kata kunci utama di judul, meta deskripsi, URL, heading, dan isi konten.
  • Pastikan struktur URL bersih dan deskriptif.
  • Tambahkan tautan internal untuk memperkuat relevansi halaman.

Backlink yang Kurang atau Tidak Relevan

Google juga memperhatikan otoritas halaman melalui jumlah dan kualitas backlink.

Solusi:

  • Bangun backlink berkualitas dari situs yang relevan dan memiliki otoritas tinggi.
  • Hindari backlink dari sumber spam karena dapat merugikan reputasi Anda.

Pengalaman Pengguna Buruk (UX)

Jika halaman Anda lambat atau sulit dinavigasi, ini dapat memengaruhi peringkat.

Solusi:

  • Optimalkan kecepatan halaman menggunakan alat seperti Google PageSpeed Insights.
  • Pastikan desain responsif dan ramah seluler (mobile-friendly).
  • Perbaiki navigasi situs agar mudah digunakan.

Tidak Ada Search Intent yang Jelas

Konten tidak sesuai dengan maksud pencarian pengguna (informasi, navigasi, atau transaksional).

Solusi:

  • Analisis maksud pencarian (search intent) untuk kata kunci yang ditargetkan.
  • Sesuaikan konten untuk memenuhi kebutuhan pencarian pengguna.

Masalah Teknis SEO

Bisa terjadi karena penggunaan tag “noindex”, masalah canonical, atau duplikasi konten.

Solusi:

  • Periksa pengaturan indeks dengan menggunakan Google Search Console.
  • Gunakan alat seperti Screaming Frog untuk mendeteksi masalah teknis.
    Pastikan tidak ada masalah duplikasi konten atau canonical yang salah.

Kurangnya Aktivitas Sosial atau Promosi

Jika konten tidak mendapatkan eksposur atau klik, Google mungkin menganggapnya kurang relevan.

Solusi:

  • Promosikan konten di media sosial, email marketing, atau komunitas terkait.
  • Tingkatkan engagement seperti share, komentar, atau klik.

Langkah Umum untuk Memperbaiki:

  • Audit Konten
  • Gunakan alat seperti SEMrush atau Ahrefs untuk mengidentifikasi halaman yang memiliki performa rendah.
  • Perbaiki dan Perbarui Konten
  • Tambahkan informasi terbaru, visual, dan optimasi SEO on-page.
  • Tingkatkan Otoritas Situs
  • Dengan membangun backlink, mengelola reputasi online, dan menciptakan konten berkualitas tinggi.
  • Pantau Performa dengan Google Search Console
  • Periksa apakah ada kesalahan seperti crawl errors atau penurunan klik.

Coba judul atau deskripsi meta yang berbeda untuk meningkatkan CTR (Click-Through Rate).

Jika URL Anda tetap tidak mendapatkan peringkat setelah memperbaiki langkah-langkah di atas, pertimbangkan untuk menganalisis ulang target kata kunci dan strategi konten secara keseluruhan.

Artikel Mirip

Menangani artikel yang sama pada WordPress untuk memperbaiki SEO memerlukan strategi khusus agar tidak terjadi masalah duplikasi konten, yang dapat merugikan peringkat website Anda di mesin pencari.

Berikut langkah-langkahnya:

1. Identifikasi Artikel yang Sama

Gunakan Plugin SEO: Gunakan plugin seperti Yoast SEO atau Rank Math untuk mendeteksi duplikasi konten.
Cek Manual: Baca artikel di website Anda untuk memastikan apakah ada topik atau konten yang sangat mirip.

2. Pilih Artikel Utama

Tentukan artikel yang ingin dijadikan fokus (artikel utama) berdasarkan kualitas, trafik, atau relevansi.
Artikel lainnya dapat diintegrasikan ke artikel utama atau diarahkan ke sana.

3. Gunakan Canonical URL

Jika Anda harus mempertahankan kedua artikel, gunakan tag rel=”canonical” di salah satu artikel untuk menunjukkan kepada mesin pencari bahwa salah satu artikel adalah sumber utama.
Plugin SEO seperti Yoast atau Rank Math mempermudah penambahan canonical URL.

4. Menggabungkan Artikel

Gabungkan artikel yang serupa menjadi satu artikel yang lebih lengkap dan informatif.
Hapus artikel yang lebih lemah dan arahkan URL-nya ke artikel yang lebih kuat dengan 301 redirect.

5. Optimalkan Kata Kunci

Periksa kata kunci yang digunakan di kedua artikel dan pilih kata kunci terbaik untuk artikel utama.
Hindari penggunaan kata kunci yang terlalu mirip pada kedua artikel untuk mencegah kompetisi internal (keyword cannibalization).

6. Perbarui Konten

Tambahkan informasi baru dan relevan ke artikel utama untuk meningkatkan kualitasnya.
Gunakan heading, subheading, dan media pendukung (gambar, video) untuk meningkatkan daya tarik artikel.

7. Gunakan Internal Linking

Buat tautan internal dari artikel lain di situs Anda yang relevan ke artikel utama.
Gunakan teks anchor yang mengandung kata kunci utama untuk meningkatkan relevansi.

8. Periksa dan Pantau Hasil

Gunakan alat seperti Google Analytics dan Google Search Console untuk memantau trafik dan peringkat artikel setelah perbaikan.
Perbaiki lagi jika diperlukan.

Tools yang Bisa Membantu:

Google Search Console: Untuk memeriksa performa dan potensi masalah duplikasi.
SEMrush/Ahrefs: Untuk menganalisis kata kunci dan performa artikel.
Yoast SEO/Rank Math: Untuk implementasi teknis seperti redirect dan canonical.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda dapat mengelola artikel yang sama di WordPress dengan cara yang memperkuat SEO website Anda.

Mekanisme Peringkat Artikel di Google (SERP)

Google menggunakan algoritma yang kompleks untuk menentukan peringkat artikel di Search Engine Results Page (SERP). Peringkat artikel atau halaman di SERP tergantung pada sejumlah faktor yang diukur untuk memastikan bahwa pengguna mendapatkan hasil pencarian yang paling relevan dan berkualitas. Proses ini melibatkan tahapan yang saling terkait, dimulai dengan pengindeksan hingga akhirnya penentuan peringkat di halaman hasil pencarian.

Tahapan Kerja Google dalam Pemberian Peringkat Artikel di SERP

Crawling:

Crawling adalah proses di mana Googlebot (crawler Google) mengunjungi halaman web dan mengekstrak informasi yang ada di dalamnya. Googlebot mengikuti tautan yang ada di halaman untuk menjelajahi situs lainnya dan memperbarui data yang ada di indeks Google.
Googlebot mengunjungi situs secara teratur, memindai halaman, dan mencari konten yang dapat diindeks.

Pengindeksan (Indexing):

Setelah crawling, halaman yang dikunjungi akan diproses dan diindeks oleh Google. Pada tahap ini, Google menyimpan informasi tentang halaman (seperti kata kunci, metadata, gambar, dan link) di dalam database raksasa mereka.

Pengindeksan memungkinkan Google untuk mengingat dan mengenali halaman yang telah dipindai, dan memberikan kemampuan untuk menampilkan halaman tersebut dalam hasil pencarian.

Penentuan Peringkat (Ranking):

Setelah halaman diindeks, Google menggunakan algoritma pencarian untuk menilai dan memberi peringkat halaman tersebut di SERP berdasarkan relevansi dan kualitas konten.

Peringkat ini dipengaruhi oleh banyak faktor, yang digabungkan untuk menentukan seberapa baik halaman tersebut relevan terhadap kueri pencarian pengguna.

Beberapa faktor utama dalam penentuan peringkat termasuk:

  • Relevansi Konten: Apakah konten halaman sesuai dengan kata kunci pencarian?
  • Kualitas Konten: Apakah artikel atau halaman memberikan nilai informasi yang relevan dan bermanfaat bagi pengguna?
  • Kecepatan Halaman (Page Speed): Seberapa cepat halaman dimuat di browser pengguna.
  • Pengalaman Pengguna (User Experience): Desain, kegunaan, dan kenyamanan penggunaan halaman.
  • Backlink: Seberapa banyak dan seberapa berkualitas tautan yang mengarah ke halaman tersebut dari situs lain.
  • Mobile-Friendliness: Seberapa baik halaman berfungsi di perangkat seluler.
  • Dwell Time dan Bounce Rate: Waktu yang dihabiskan pengunjung di halaman dan tingkat pengunjung yang meninggalkan situs setelah melihat satu halaman.

Penyajian Hasil Pencarian (SERP Features):

Google menyajikan hasil pencarian dalam berbagai format di SERP, seperti:

  • Featured Snippets: Ringkasan informasi yang ditarik langsung dari artikel.
  • Rich Snippets: Hasil pencarian dengan elemen tambahan, seperti rating bintang atau informasi produk.
  • Knowledge Panel: Menyediakan informasi langsung tentang topik atau entitas tertentu.
  • Local Packs: Hasil pencarian terkait lokasi, seperti peta bisnis terdekat.
  • Video atau Gambar: Jika kueri pencarian relevan, Google akan menampilkan video atau gambar terkait.

Cara Kerja Googlebot (Crawler)

Googlebot adalah crawler otomatis milik Google yang melakukan proses crawling untuk mengindeks dan memetakan halaman web. Proses crawling ini memungkinkan Google untuk mengetahui konten dan struktur website.

Berikut adalah tahapan kerja Googlebot:

Mengunjungi Halaman Web:

Googlebot mengunjungi halaman web dengan mengikuti tautan dari halaman lain, baik yang ada di dalam situs itu sendiri (tautan internal) maupun dari situs lain (tautan eksternal).

Mengambil Konten dan Mengidentifikasi Informasi:

Googlebot mengambil informasi dari halaman yang diakses, seperti teks, gambar, meta tag, heading, dan elemen penting lainnya yang membantu Google memahami konten halaman.

Menilai Halaman:

Googlebot menilai halaman berdasarkan kualitas konten, relevansi kata kunci, struktur, dan sinyal lainnya yang dapat memengaruhi cara Google memberi peringkat pada halaman tersebut.

Penyimpanan Data dalam Indeks Google:

Setelah proses crawling selesai, data dari halaman yang telah dipindai disimpan dalam indeks Google. Indeks ini berfungsi seperti katalog besar yang berisi informasi tentang seluruh halaman yang telah di-crawl oleh Googlebot.

Halaman yang tidak diindeks atau yang terdeteksi memiliki duplikat konten atau masalah lain akan diabaikan atau dikeluarkan dari indeks.

Pemantauan dan Pembaruan:

Googlebot terus memantau perubahan pada website dan memperbarui informasi dalam indeks untuk memastikan bahwa hasil pencarian tetap relevan dan up-to-date. Proses ini bisa terjadi secara berkala atau sesuai dengan pembaruan besar pada situs.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Artikel

Beberapa faktor utama yang dipertimbangkan oleh algoritma Google dalam menentukan peringkat artikel di SERP adalah:

Kualitas Konten:

Google lebih memprioritaskan konten yang informatif, relevan, dan bermanfaat bagi pengguna. Artikel yang memberikan solusi atau jawaban yang jelas dan mendalam terhadap pertanyaan pengguna lebih cenderung mendapatkan peringkat tinggi.

Penggunaan Kata Kunci:

Kata kunci yang relevan dan penggunaan kata kunci yang alami dalam artikel sangat penting. Penggunaan yang terlalu banyak (keyword stuffing) dapat merugikan peringkat, sementara penggunaan kata kunci dengan tepat dan alami akan membantu artikel mendapat perhatian.

Backlink Berkualitas:

Backlink adalah tautan yang mengarah ke artikel atau halaman dari situs lain. Google melihat backlink sebagai “suara” untuk kualitas artikel, dengan situs yang lebih otoritatif memberi lebih banyak nilai pada halaman yang ditautkan.

Kecepatan Halaman:

Google memberikan peringkat lebih tinggi pada halaman yang memuat dengan cepat. Halaman yang lambat dapat merusak pengalaman pengguna dan menurunkan peringkat.

Responsif terhadap Perangkat Seluler:

Karena sebagian besar pencarian dilakukan melalui perangkat seluler, Google memprioritaskan halaman yang responsif (mobile-friendly) dan memiliki desain yang optimal di perangkat seluler.

Pengalaman Pengguna (User Experience):

Faktor UX mencakup navigasi yang mudah, desain halaman yang bersih dan intuitif, serta keterbacaan konten. Google mengutamakan halaman yang menyediakan pengalaman pengguna yang nyaman dan mudah dijelajahi.

Kesimpulan

Proses peringkat artikel di Google melibatkan beberapa tahapan, termasuk crawling, pengindeksan, dan penentuan peringkat. Googlebot memainkan peran penting dalam crawling dan mengumpulkan data dari halaman yang ada di web, yang kemudian dianalisis untuk dimasukkan ke dalam indeks Google. Peringkat halaman di SERP ditentukan oleh sejumlah faktor seperti relevansi, kualitas konten, backlink, kecepatan halaman, dan pengalaman pengguna. Pemahaman tentang mekanisme ini penting untuk mengoptimalkan artikel dan website agar mendapatkan peringkat yang lebih baik di hasil pencarian Google.

Artikel Pilar

Artikel Pilar (Pillar Content) dalam SEO adalah konten yang komprehensif, mendalam, dan menjadi landasan utama untuk topik tertentu di website Anda. Artikel pilar ini biasanya mencakup berbagai aspek dari topik yang lebih luas, memberikan informasi yang sangat bernilai, dan berfungsi sebagai pusat atau referensi utama yang menghubungkan konten terkait lainnya di website Anda.

Ciri-ciri Artikel Pilar:

  • Komprehensif dan Mendalam: Artikel pilar memberikan penjelasan menyeluruh tentang topik tertentu, mencakup berbagai subtopik yang relevan.
  • Berkualitas Tinggi: Kontennya harus bermanfaat, mudah dipahami, dan memberikan solusi atau informasi yang dibutuhkan oleh audiens.
  • Struktur yang Terorganisir: Artikel pilar biasanya dipecah menjadi bagian-bagian dengan heading (H2, H3) yang jelas, sehingga memudahkan pembaca untuk menavigasi isi artikel.
  • Menghubungkan Konten Lain (Internal Linking): Artikel pilar berfungsi sebagai pusat informasi dan menghubungkan ke artikel atau halaman lain yang lebih spesifik di dalam situs (internal linking).
  • Panjang dan Detail: Artikel pilar biasanya panjang, mulai dari 1.500 hingga 3.000 kata atau lebih, tergantung pada topik dan kedalaman pembahasan.

Cara Membuat Artikel Pilar dalam SEO:

Pilih Topik Utama yang Relevan dan Populer

  • Tentukan topik yang relevan dengan audiens target dan memiliki potensi pencarian yang tinggi.
  • Pastikan topik tersebut cukup luas untuk mencakup berbagai subtopik yang dapat Anda buat artikel terkait.

Contoh: Jika Anda memiliki blog tentang pemasaran digital, artikel pilar bisa berjudul “Panduan Lengkap Pemasaran Digital” yang mencakup berbagai aspek seperti SEO, media sosial, email marketing, dan lainnya.

Lakukan Riset Kata Kunci (Keyword Research)

  • Gunakan alat riset kata kunci seperti Google Keyword Planner, Ahrefs, atau SEMrush untuk menemukan kata kunci utama dan turunan yang relevan.
  • Pilih kata kunci yang memiliki volume pencarian tinggi dan relevansi dengan topik Anda.

Buat Struktur Artikel yang Jelas

  • Pendahuluan: Jelaskan secara singkat topik yang akan dibahas dan mengapa penting bagi pembaca.
  • Subtopik/Subjudul: Bagi artikel menjadi beberapa bagian besar yang masing-masing membahas aspek berbeda dari topik utama.
  • Konten Detail: Berikan penjelasan mendalam untuk setiap subtopik, dan pastikan informasi yang diberikan berguna dan relevan.
  • Kesimpulan: Ringkas poin-poin utama dan berikan call-to-action (CTA), seperti ajakan untuk membaca artikel terkait atau menghubungi Anda untuk konsultasi.

Gunakan Internal Linking yang Tepat

Setelah membuat artikel pilar, buat artikel-artikel terkait yang lebih spesifik dan tautkan ke artikel pilar.
Internal linking ini membantu mendistribusikan otoritas dan relevansi topik di seluruh situs Anda.

Optimasi SEO On-Page

  • Kata Kunci: Pastikan kata kunci utama muncul di tempat-tempat strategis seperti judul (H1), meta description, URL, dan dalam isi artikel.
  • Penggunaan Heading: Gunakan heading yang jelas untuk membagi artikel menjadi bagian yang mudah dibaca (H2, H3).
  • Meta Description: Tulis meta description yang menarik dan mengandung kata kunci utama.
  • Alt Text untuk Gambar: Jika menggunakan gambar, pastikan untuk menambahkan deskripsi alt text yang mengandung kata kunci terkait.

Optimasi untuk Pengalaman Pengguna (UX)

  • Pastikan artikel mudah dinavigasi, dengan struktur yang jelas dan tidak terlalu panjang tanpa jeda.
  • Gunakan gambar, grafik, dan tabel untuk mendukung penjelasan, serta memperkaya pengalaman pembaca.

Tulis dengan Gaya yang Mengundang Engagement

  • Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan berfokus pada pembaca.
  • Buat artikel yang menarik dan interaktif, seperti dengan menyarankan pembaca untuk berkomentar atau membagikan artikel.

Perbarui Artikel Pilar Secara Berkala

Artikel pilar harus tetap relevan dengan memperbarui informasi secara teratur. Ini membantu artikel tetap akurat dan menduduki peringkat tinggi di mesin pencari.

Promosikan Artikel Pilar

Setelah diterbitkan, promosikan artikel pilar melalui media sosial, email, dan kampanye lainnya untuk mendapatkan lebih banyak tautan balik (backlinks) dan lalu lintas.

Manfaat Artikel Pilar dalam SEO:

  • Meningkatkan Peringkat SEO: Artikel pilar dengan kata kunci utama dan internal linking yang kuat membantu meningkatkan otoritas halaman di mesin pencari.
  • Meningkatkan Lalu Lintas Organik: Karena artikel pilar memberikan informasi lengkap dan berguna, ini bisa menarik lebih banyak pengunjung yang mencari informasi terkait.
  • Mempermudah Navigasi Pengunjung: Artikel pilar berfungsi sebagai sumber informasi utama, yang membuat pengunjung lebih mudah menemukan konten lain yang relevan di situs Anda.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat membuat artikel pilar yang efektif dan memberikan nilai lebih kepada pengunjung dan mesin pencari.

Mendapatkan Ide Judul Artikel dari Website Pesaing

Menemukan ide judul artikel yang menarik dan relevan adalah salah satu tantangan terbesar bagi penulis konten dan blogger. Salah satu cara yang efektif untuk mendapatkan ide adalah dengan menganalisis website pesaing. Dengan melihat apa yang telah ditulis oleh pesaing, Anda dapat memperoleh wawasan berharga tentang tren industri, preferensi audiens, dan kata kunci yang sedang populer.

Ide Judul Artikel

Artikel ini akan membahas cara-cara mendapatkan ide judul artikel dari website pesaing dan bagaimana memanfaatkannya untuk meningkatkan strategi konten Anda.

Mengapa Memantau Website Pesaing Penting?

Memantau website pesaing memiliki beberapa manfaat penting, antara lain:

  1. Mengidentifikasi Tren Industri Dengan melihat artikel yang dipublikasikan oleh pesaing, Anda dapat mengidentifikasi topik-topik yang sedang tren di industri Anda. Ini memungkinkan Anda untuk tetap up-to-date dan memberikan konten yang relevan kepada audiens Anda.
  2. Mengetahui Preferensi Audiens Artikel yang populer di website pesaing memberikan petunjuk tentang apa yang disukai oleh audiens. Dengan memahami preferensi ini, Anda dapat menyesuaikan konten Anda agar lebih menarik bagi pembaca.
  3. Menginspirasi Ide Baru Melihat judul artikel di website pesaing dapat memberikan inspirasi untuk ide-ide baru. Anda dapat mengambil topik yang sudah ada dan mengembangkannya lebih lanjut atau menyajikannya dari sudut pandang yang berbeda.

baca juga : Optimasi On Page

Cara Optimasi SEO On-Page

Langkah-Langkah Mendapatkan Ide Judul Artikel dari Website Pesaing

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda ikuti untuk mendapatkan ide judul artikel dari website pesaing:

1. Identifikasi Pesaing Utama

Langkah pertama adalah mengidentifikasi siapa saja pesaing utama Anda. Pesaing utama adalah website atau blog yang memiliki audiens yang mirip dengan Anda dan membahas topik yang sama. Anda bisa memulainya dengan melakukan pencarian sederhana di mesin pencari menggunakan kata kunci yang relevan dengan industri Anda. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan alat seperti SimilarWeb atau Ahrefs untuk menemukan pesaing berdasarkan traffic dan kata kunci.

2. Analisis Konten Pesaing

Setelah mengidentifikasi pesaing, langkah selanjutnya adalah menganalisis konten mereka. Fokus pada artikel-artikel yang memiliki banyak interaksi seperti komentar, share di media sosial, dan jumlah view. Perhatikan juga elemen-elemen berikut:

  • Judul Artikel: Judul artikel yang menarik biasanya memiliki elemen seperti angka, pertanyaan, atau kata sifat yang kuat.
  • Topik: Identifikasi topik-topik yang sering dibahas dan populer di kalangan audiens mereka.
  • Gaya Penulisan: Perhatikan gaya penulisan dan format yang digunakan, seperti daftar (listicles), panduan langkah demi langkah, atau studi kasus.

3. Gunakan Alat Analisis Konten

Untuk mempermudah analisis, Anda bisa menggunakan alat analisis konten seperti BuzzSumo, SEMrush, atau Ahrefs Content Explorer. Alat-alat ini memungkinkan Anda untuk melihat artikel paling populer berdasarkan kata kunci tertentu, jumlah share di media sosial, dan backlink. Berikut adalah beberapa fitur yang bisa dimanfaatkan:

  • Top Content: Melihat artikel-artikel yang paling banyak dibagikan atau memiliki kinerja terbaik di website pesaing.
  • Content Gap: Mengidentifikasi topik yang telah dibahas oleh pesaing tetapi belum Anda bahas.
  • Keyword Analysis: Menemukan kata kunci yang sering digunakan oleh pesaing dan menghasilkan traffic tinggi.

4. Buat Daftar Ide Judul Artikel

Setelah menganalisis konten pesaing, buatlah daftar ide judul artikel yang menarik. Berikut adalah beberapa teknik untuk membuat judul artikel yang menarik:

  • Gunakan Angka: Judul dengan angka biasanya lebih menarik perhatian, misalnya “10 Tips untuk Menulis Konten yang Menarik”.
  • Ajukan Pertanyaan: Judul berbentuk pertanyaan dapat memicu rasa ingin tahu, misalnya “Mengapa SEO Penting untuk Bisnis Online Anda?”.
  • Tawarkan Solusi: Judul yang menawarkan solusi untuk masalah umum cenderung lebih menarik, misalnya “Cara Mengatasi Stres dalam 5 Langkah Mudah”.
  • Gunakan Kata Sifat yang Kuat: Kata sifat yang kuat dapat membuat judul lebih menarik, misalnya “Strategi Pemasaran Digital yang Luar Biasa untuk 2024”.

5. Sesuaikan dengan Audiens Anda

Setelah memiliki daftar ide judul, sesuaikan dengan preferensi audiens Anda. Pertimbangkan apakah topik tersebut relevan dengan kebutuhan dan minat audiens Anda. Anda juga bisa melakukan survei atau polling untuk mengetahui topik apa yang ingin dibaca oleh audiens Anda.

6. Buat Konten yang Lebih Baik

Jangan hanya meniru judul artikel dari pesaing. Pastikan Anda membuat konten yang lebih baik dengan memberikan informasi yang lebih lengkap, pandangan yang lebih mendalam, atau sudut pandang yang unik. Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan kualitas konten Anda:

  • Riset yang Mendalam: Lakukan riset yang lebih mendalam untuk memberikan informasi yang lebih akurat dan terbaru.
  • Visual yang Menarik: Tambahkan gambar, grafik, atau video untuk membuat konten lebih menarik dan mudah dipahami.
  • Optimasi SEO: Gunakan kata kunci yang relevan dan optimalkan konten Anda untuk mesin pencari agar lebih mudah ditemukan oleh audiens.

baca juga : Pakar SEO Indonesia

Pakar SEO Indonesia: Panduan Lengkap untuk Memahami dan Memaksimalkan Jasa SEO di Indonesia

Kesimpulan

Mendapatkan ide judul artikel dari website pesaing adalah strategi yang efektif untuk meningkatkan konten Anda. Dengan mengidentifikasi pesaing utama, menganalisis konten mereka, menggunakan alat analisis konten, dan menyesuaikan ide judul dengan preferensi audiens, Anda dapat menghasilkan konten yang menarik dan relevan. Ingatlah untuk selalu memberikan nilai tambah dalam konten Anda agar dapat bersaing dengan lebih baik. Dengan pendekatan yang tepat, Anda dapat meningkatkan traffic, engagement, dan reputasi website Anda di mata audiens.

Cara Meningkatkan SEO Artikel dengan Teknik ‘Republishing’

Cara Meningkatkan SEO

Artikel ini cara meningkatkan SEO yang merupakan kelanjutan dari proses Eksperimen saya untuk mendorong artikel menuju ke Page One Google.

Hari ini, Kamis Tanggal 10 Juni 2021, Tak terasa sudah berjalan 12 hari (hampir 2 minggu) sejak saya pertama kali melakukan  uji coba (eksperimen) untuk mendongkrak artikel saya yang tak muncul sama sekali di halaman Google Search.

Setelah beberapa hari hingga 1 minggu sejak pertama kali saya melakukan eksperimen tersebut, saya tidak melihat perkembangan peringkat pada artikel saya tersebut, meski saya sudah memperbaiki SEO On Page-nya.

Cara meningkatkan SEO Artikel Kedaluwarsa 

Dugaan saya yang paling utama adalah karena artikel saya tersebut sudah out of date/kedaluwarsa (lebih dari 1 tahun) karena saya publish pada tanggal 20 Februari 2020.

Tapi jangan keliru, bukan berarti semua artikel lama itu pasti kedaluwarsa. Ada pula artikel lama yang tetap bisa nangkring di posisi atas. Jadi tergantung kondisinya.

Namun jika kembali kepada target url artikel saya yang sudah kedaluwarsa tersebut, sesuai dengan hasil pemeriksaan yang saya lakukan, memang performanya sangat buruk yaitu tidak tampil  sama sekali di halaman Google. Oleh sebab itulah saya berkeyakinan bahwa masalah utamanya ada karena artikel tersebut sudah kedaluwarsa dan tidak optimal SEO nya.

Cara meningkatkan SEO dengan teknik Republishing 

Karena tidak ada perkembangan yang lebih baik, maka saya putuskan untuk melakukan publikasi ulang (Republishing) artikel target tersebut.

Dalam rangka republishing, saya tidak melakukan perubahan apa-apa selain sdikit mengubah judul dengan membuat postingan baru yang isinya persis sama dengan artikel lama, hanya saja saya harus melakukan ‘redirection’ url lama menuju ke url baru.

Kemudian artikel lama saya hapus namun saya gunakan plugin Redirection untuk mengalihkan permalink artikel lama menuju ke artikel yang baru. Tujuannya adalah agar tidak terjadi duplikasi konten dan kode 404 (page not found)

Sebagai perbandingan, amati permalink pada artikel tersebut, yang mana tertera tanggal publikasi yaitu /2021/06/05/ sedangkan artikel yang lama tertanggal /2020/02/20

ON PAGE SEO 

Ketika saya melakukan publikasi ulang, saya tentu harus memaksimalkan On Page SEO artikel tersebut dengan menggunakan  plugin Yoast SEO.

Berikut ini hasil analisis SEO dengan Plugin Yoast :

cara meningkatkan SEO

OFF PAGE SEO

Selanjutnya yang saya lakukan ada optimasi terhadap artikel republish tersebut yaitu dengan menambahkan backlink dari situs lainnya. Untuk itu saya menanam link dengan anchor text sesuai keyword yaitu ‘harga ikan koi‘ pada  artikel di 3 situs sbb :

  1. blograkyat.com
  2. depnews.com
  3. donibastian.com

Setelah saya lakukan pemeriksaan dengan menggunakan tools di situs ahrefs.com hasilnya, saya memperoleh 4 backlink  sbb :

Baca juga : Les Privat SEO

https://optimasiweb.com/les-privat-seo-kursus-privat-bersama-doni-bastian/

NAIK PERINGKAT

Setelah saya melakukan Republising Artikel tersebut dan saya tambahkan 3 backlink, kemudian saya coba periksa kembali pada hari ini, untuk mengetahui performa artikel  target.

Ternyata hasilnya cukup memuaskan, yaitu artikel target bisa nangkring di urutan ke-24 atau pada halaman 3 Google.co.id

Berikut ini laporan dengan menggunakan tools serprobot.com :

KESIMPULAN

Teknik Republishing terbukti sangat efektif untuk mendongkrak performa sebuah artikel. Namun demikian, tetap harus dilakukan optimasi baik pada ON PAGE SEO maupun OFF PAGE SEO

Sekian dulu laporan progres kegiatan Eksperimen yang saya lakukan, akan saya laporkan perkembangannya di minggu depan.

Bersambung..

Artikel Tidak Terindeks

Jika postingan Anda yang sudah dioptimasi dengan sempurna tapi artikel tidak terindeks oleh Google, apa masalahnya?  Apakah karena karena situs tak ada di Google sama sekali, atau ada yang salah? Apa yang membuat konten tidak mencapai posisi #1 yang didambakan itu?

Ada 4 bagian masalah yang harus diperiksa yaitu :

  1. Masalah pengindeksan dan perayapan.
  2. Masalah teknis dengan website
  3. Masalah penautan:
  4. Masalah konten dan kata kunci

Jika tak yakin di mana letak permasalahnya, cobalah anda teliti satu per satu pada uraian berikut ini :

Masalah pengindeksan dan perayapan

Beberapa poin pertama dalam daftar diatas semuanya berhubungan dengan masalah pengindeksan dan perayapan. Sederhananya, anda tidak dapat menentukan peringkat jika halaman atau situs tidak ada di Google sejak awal.

1. Situs/halaman Tidak Terindeks oleh Google

Jika tak yakin bahwa situs tampil di Google atau artikel tidak terindeks, maka anda dapat memeriksanya menggunakan operator pencarian site: di Google. Jika mengetikkan URL lengkap dari artikel tertentu, akan melihat hanya satu hasil pencarian yang didapat.

Jika anda melihat halaman situs , ini berarti Google mengetahui tentang situs anda dan telah memasukkan — setidaknya sebagian — ke dalam indeksnya. Setelah menemukan bahwa halaman sudah ada dalam indeks, maka harus memperbaikinya lebih baik lagi.

Cara memperbaikinya adalah pastikan bahwa plugin SEO sudah diatur dengan benar.

2. Situs/halaman masih terlalu baru

Jika situs atau halaman baru, mungkin hanya masalah waktu saja, dan tunggu beberapa waktu dan kemudian dapat memeriksa kembali . Ada banyak bagian yang bergerak dalam membuat konten dirayapi, diindeks, dan diberi peringkat. Terkadang, butuh berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu bagi Google untuk menyelesaikan proses penemuannya.

Bagaimana solusinya?

Jika Anda memeriksa dan menemukan situs belum muncul di Google, Anda dapat mengirimkan peta situs XML yang dihasilkan ke Google Search Console untuk membantu Google menemukan website Anda. Di Search Console, juga dapat menggunakan alat Inspeksi URL untuk mengetahui performa halaman tertentu. Ini memberi tahu dengan tepat bagaimana Google merayapi dan melihat situs.

3. Konten tidak diindeks (noindex)

Salah satu alasan paling umum mengapa Google tidak mengindeks situs  atau halaman tertentu adalah karena situs tersebut — secara tidak sengaja — tidak diindeks. Menambahkan tag meta robots noindex ke halaman dapat memberi tahu Googlebot untuk melakukan perayapan halaman.

Bagaimana Anda tahu apakah halaman tidak diindeks? Itu mudah, cukup buka halaman dan lihat kode sumbernya (source view). Untuk meliht kode source, klik kanan.

Di bagian atas halaman, akan menemukan kode di bawah ini.

<meta name=”robots” content=”noindex”>

Ini memberi tahu perayap mesin pencari bahwa konten halaman tidak boleh ditambahkan ke indeks dan dengan demikian dapat menjaganya dari peringkat.

4. Memblokir Robot Google

Mungkin juga Anda telah memberi tahu Google untuk tidak merayapi situs sama sekali! Memblokir perayap karena adanya kode di dalam file robots.txt. Periksa file robot.txt dan pastikan situs tidak memblokir robot.

5. Situs tidak memiliki tautan internal (internal link)

Jangan meremehkan pentingnya struktur situs – struktur tautan internal – untuk strategi SEO. Memiliki struktur situs yang jelas mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang situs Anda oleh Google. Jika struktur tautan internal buruk, maka peluang untuk mencapai peringkat tinggi lebih sulit – meskipun konten sudah dioptimalkan dengan baik

Bagaimana memperbaikinya ?

Mulai tambahkan tautan itu (internal link).  Pastikan bahwa posting dan halaman penting memiliki tautan internal paling banyak ke sana. Tetapi jangan menambahkan tautan secara acak dan pastikan untuk menambahkan tautan yang relevan dan terkait yang menambah nilai bagi pengguna.

6. Tak ada backlink

Jika anda baru memulai website, konten tentu tidak akan langsung memperoleh peringkat. Bahkan jika telah mengoptimalkan semuanya dengan sempurna sekalipun.

Untuk dapat menentukan peringkat, anda memerlukan beberapa tautan dari website lain. Bagaimanapun, Google harus tahu keberadaan website.

Bagaimana cara memperbaikinya?

Membuat konten yang bagus adalah cara yang baik untuk mendapatkan tautan ke halaman. Konten berkualitas tinggi cenderung menarik klik dari pembaca yang mungkin juga membagikan konten jauh dan luas melalui media sosial juga. Semua ini membantu untuk mendapatkan tautan tersebut.

Untuk mendapatkan lebih banyak backlink, dapat menjangkau website lain, harus membangun ‘link bulding’.

7. Persaingan terlalu berat (high competition)

Dalam kebanyakan kasus, alasan halaman tak diberi peringkat adalah karena terlalu banyak persaingan pada kata kunci (keyword) yang sama. Untuk mengetahui apakah ini masalahnya, periksa halaman hasil untuk kata kunci.

Bagaimana cara memperbaikinya ?

Jika Anda masuk pada persaingan keyword yang sangat kompetitif, maka harus mencoba strategi lain dengan kata kunci yang agak panjang. Gunakan keyword tools untuk menentukan kata kunci yang tepat.

8. Konten berkualitas rendah

Satu hal terakhir yang bisa menjadi alasan konten tidak diberi peringkat, bisa jadi karena keyword tidak sesuai dengan maksud orang yang menelusuri kata kunci.

Tujuan pencarian menjadi faktor yang semakin penting untuk mesin pencari. Apakah orang ingin membeli sesuatu, mengunjungi website tertentu, atau apakah mereka mencari informasi?

Bahkan jika Anda menargetkan frasa kunci ekor yang lebih panjang, jika konten tak cocok dengan maksud dominan dari pencari, kemungkinan besar mesin pencari aak akan menampilkannya karena itu bukan yang dicari orang.